Kesehatan

Beberapa Ungkapan Terkait Mitos dan Fakta Seputar Bahaya Rambut Kucing

Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan favorit yang disukai banyak orang. Tingkah laku nya yang lucu dan menggemaskan terkadang membuat rasa lelah seketika hilang dan kembali menjadi segar. Namun, dibalik kegemasan dan kelucuan nya, terdapat bahaya dari rambut kucing yang bisa saja menjadi dampak buruk bagi kesehatan.

Royal canin selalu memberikan informasi terpercaya bagi para pecinta kucing, yang sudah seharusnya bagi Anda untuk mengetahui tentang mitos dan fakta terkait bahaya dari rambut seekor kucing. Sehingga Anda akan lebih teliti merawat dan menjaga kucing peliharaan Anda

rambut kucing

Mitos : Beberapa dari ras kucing akan menyebabkan alergi dan hipoalergenik

Fakta : Banyak kabar buruk yang terdengar, bahwasannya rambut seekor kucing dapat menyebabkan alergi pada manusia. Kucing menghasilkan beberapa alergen yang telah diketahui akan bereaksi dengan IgE manusia : secreto globin Fel d1, Fel d2 / albumin, Fel d3, lipocalin Fel d4 dan Fel d5.2. Fel d1 merupakan yang paling banyak dikarakterisasi dengan dianggap sebagai yang paling kuat pada alergi kucing. Fel d1 juga dapat menginduksi asma dan alergi. Pada molekul Fel d1 yang diproduksi di kelenjar sebasea atau kelenjar minyak, saliva, dan anal. Molekul ini terdistribusikan pada rambut seekor kucing dengan cara kucing menjilati tubuh atau rambutnya.

Namun, para ilmuwan masih berdebat mengenai hal ini. Menurut penelitian Satorina dan kawan-kawan nya yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical and Translational Allergy pada tahun 2014 yang menyebutkan bahwa lebih sedikit Fel d1 dibandingkan kucing biasa. Jadi bisa disimpulkan, bahwa kucing hypoallergenic ini bisa menjadi alternatif bagi yang mengalami atrofi atau alergi terhadap kucing. Namun, penelitian ini belum bisa mendukung gagasan bahwa adanya breed atau ras tertentu yang hypoallergenic.

Mitos : Kucing tanpa bulu, seperti kucing Sphynx tidak menyebabkan alergi

Fakta : Tidak ada penelitian ilmiah untuk mendukung gagasan bahwa setiap ras menyebabkan reaksi alergi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kucing siberia yang mendapat klaim dari beberapa breeders sebagai hipoalergenik pun ternyata masih bisa memicu alergi. Pada penelitian ini telah ditemukan dua mutasi yang terdeteksi pada gen CH1 dan Ch2 yang mengkode alergen Fel d1. Hal ini menjadi relevan dengan alasan mengapa kucing siberia di klaim sebagai kucing hipoalergenik.

Mitos : Rambut kucing tidak membahayakan ibu hamil

Fakta : secara umum, rambut seekor kucing tidak membahayakan bagi ibu hamil. Namun, bahaya rambut seekor kucing bisa terjadi jika kucing mengalami infeksi toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit yang disebut toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi.

Apa yang dibutuhkan kucing agar kulit dan rambutnya tetap sehat?

Terdapat 3 lapisan pada kulit kucing, serta 3 rambut yang berbeda. Masing-masing memiliki fungsi khusus dan harus diberi nutrisi yang berbeda agar dapat bekerja secara efektif. Mulai dengan memberi makanan yang bergizi seimbang seperti protein sampai kombinasi mineral yang akan memberikan semua yang dibutuhkan kucing untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut.

Related Articles

Check Also

Close
Close